RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR AN.NABA

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 30
---------------------📚📚--------------------

📆 Edisi : Ramadhan 1441 H
April 2020 M

******

📚 QS. 78. AN-NABA'

******
▪Berita Besar
▪Makkiyyah, 40 Ayat
▪Turun sesudah Surat Al-Ma'arij

******

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

******


◾Ayat 1-2

{عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ
عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ}

"Tentang apakah mereka saling bertanya?
Tentang berita yang besar."

~ Apa yang mereka pertanyakan mengenai Hari Kiamat?
Hari kiamat adalah berita besar.
Itu adalah berita mencengangkan, menakjubkan dan mengerikan.

~ Qatadah dan Ibnu Zaid berkata : berita besar ini ialah kebangkitan sesudah mati.

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingkari orang-orang musyrik atas pertanyaan mereka tentang  hari kiamat sebagai bentuk pengingkaran akan terjadinya.


◾Ayat 3

{الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ}

"Yang mereka perselisihkan tentang ini."

~ Manusia terkait dengan hari kiamat terbagi dalam dua kelompok yang berbeda :
1. Kelompok yang mengimani
2. Kelompok yang mengingkari


◾Ayat 4-5

{كَلا سَيَعْلَمُونَ
ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ}

"Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui,
Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui."

~ Ini adalah intimidasi yang dahsyat dan ancaman yang kuat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada orang-orang yang mengingkari hari kiamat.

~~~

Dalam ayat 6 dan seterusnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala mulai menjelaskan kekuasaan-Nya yang agung untuk menciptakan segala sesuatu yang aneh dan perkara-perkara yang ajaib. Oleh karena itu, Dia juga kuasa untuk membangkitkan, mengumpulkan dan menghisab manusia.


◾Ayat 6

{أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا}

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?"

~ Maksudnya Kami telah jadikan bumi terbentang lagi tunduk, diam, tetap, stabil, bisa ditempati semua makhluk.


◾Ayat 7

{وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا}

"Dan gunung-gunung sebagai pasak?"

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan gunung-gunung sebagai pasak bumi.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memancangkan dan menancapkannya dengan kokoh sehingga bumi stabil, tenang, dan tidak menggoyang yang ada di atasnya.


◾Ayat 8

{وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا}

"Dan Kami menciptakan kalian berpasang-pasangan."

~ Kami menciptakan kalian sebagai laki-laki dan perempuan, masing-masing dari keduanya saling menikmati.
Dari situlah terjadi reproduksi dan memperbanyak keturunan.

~ QS. Ar-Rum: 21 :
"Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untuk kalian dari jenis kalian sendiri, agar kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang...."


◾Ayat 9

{وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا}

"Dan Kami menjadikan tidur kalian untuk istirahat."

~ Kami menjadikan tidur kalian sebagai penghenti gerakan.
Hal ini supaya menjadi istirahat untuk kalian dari banyaknya pergerakan dan usaha kalian mencari kehidupan di siang hari, agar tubuh kalian menjadi segar kembali.


◾Ayat 10

{وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا}

"Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian."

~ Malam menutupi manusia dengan gelap dan hitamnya.

~ Seperti dalam QS Asy-Syams : 4 :
"dan malam apabila menutupinya."

Qatadah berkata : malam sebagai pakaian = ketenangan.


◾Ayat 11

{وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا}

"Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan."

~ Kami menjadikan siang hari terang benderang lagi bercahaya agar manusia dapat melakukan aktivitasnya untuk mencari upaya penghidupan dengan bekerja, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.


◾Ayat 12

{وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا}

"Dan Kami membangun di atas kalian tujuh (langit) yang kokoh."

~ Yaitu tujuh lapis langit dengan segala keluasannya, ketinggiannya, kekokohannya, dan kerapiannya serta dihiasi dengan bintang-bintang yang diam maupun yang beredar/bergerak.


◾Ayat 13

{وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا}

"Dan Kami menjadikan pelita yang amat terang benderang"

~ Yakni matahari yang bersinar, yang menerangi semesta alam, yang cahayanya menerangi seluruh penduduk bumi.


◾Ayat 14

{وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا}

"Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang banyak tercurah."

~ Dari Ibnu Abbas :
"Al-mu'shirat" ialah awan yang mengandung air hujan.

~ Seperti dalam QS. Ar-Rum : 48 :
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya."


◾Ayat 15-16

{لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا
وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا}

"Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
Dan kebun-kebun yang lebat"

~ Yaitu agar melalui air yang banyak, baik, bermanfaat, lagi mengandung berkah ini Kami tumbuhkan biji-bijian untuk manusia dan hewan, dan Kami tumbuhkan pula sayur-sayuran yang dapat dimakan secara mentah, Kami tumbuhkan pula taman-taman dan kebun-kebun yang menghasilkan berbagai macam buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan aromanya, yang ada kalanya kesemuanya itu dapat dijumpai dalam satu kawasan tanah.

~ "Jannaatin alfaafaan",  menurut Ibnu Abbas  artinya kebun-kebun yang berkumpul, lebat.


◼️Ayat 17

{ إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا }

"Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan"

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan tentang Hari Keputusan—yaitu hari kiamat— bahwa sesungguhnya hari itu telah ditetapkan waktunya, tidak diundurkan, dan tidak dikurangi (dimajukan), dan tiada seorang pun yang mengetahui waktunya kecuali hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala

~ Sebagaimana dalam QS. Hud : 104 :
"Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan."


◼️Ayat 18

{يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا}

"Yaitu pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kalian datang berbondong-bondong."

~ Mujahid berkata : maksudnya kalian datang berkelompok-kelompok.

~ Ibnu Jarir berkata : yaitu setiap umat datang bersama dengan rasulnya sendiri, semakna dengan  QS. Al-Isra : 71 :
"(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya."

~ HR. Al-Bukhari :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda :
"Jarak di antara kedua tiupan adalah empat puluh.”
Para sahabat bertanya, "Apakah empat puluh hari?”
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya.”
Mereka bertanya, "Apakah empat puluh bulan?"
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.”
Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?”
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.”
Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka bermunculanlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur-mayur. Tiada suatu anggota tubuh pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya. Dari tulang itu, makhluk disusun kembali kelak di hari kiamat.”


◼️Ayat 19

{وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا}

" Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu."

~ Langit dibuka pada hari kiamat.
Langit itu menjadi berupa pintu-pintu dan jalan-jalan untuk turunnya para malaikat.


◼️Ayat 20

{وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا}

"Dan gunung-gunung pun dijalankan, sehingga menjadi fatamorgana.

~ Semakna dengan QS. An-Naml : 88 :
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan"

~ Dan QS. Al-Qari'ah : 5 :
"Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan."

~ Kata "sehingga menjadi fatamorgana" : Artinya, terbayang oleh orang yang memandangnya seakan-akan gunung itu adalah sesuatu benda, padahal kenyataannya tidaklah demikian; sesudah itu gunung-gunung tersebut lenyap, hilang seluruhnya  tanpa bekas dan wujudnya."

~ QS. Thaha : 105-107 :
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.”"

~ QS. Al-Kahfi : 47 :
"Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu rata."


◼️Ayat 21-22

{إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا
للِطَّاغِينَ مَآبًا

"Sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah tempat yang telah disediakan.
Bagi orang-orang yang melampaui batas"

~ Neraka Jahannam telah disediakan untuk orang yang melampaui batas, yaitu orang-orang yang membangkang, bermaksiat dan menentang para rasul Allah.
Neraka Jahannam adalah tempat kembali, tempat pulang, nasib akhir dan tempat tinggal mereka.

~ Al-Hasan dan Qatadah berkata :
Tiada seorang pun yang akan masuk surga melainkan harus melewati neraka.
Jika ia mempunyai izin maka bisa selamat.
Jika tidak, maka ia ditahan di neraka.


◼️Ayat 23

{لابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا}

"Mereka tinggal di dalamnya dalam masa yang lama"

~ Mereka tinggal di dalam neraka dalam waktu yang tidak habis dan tidak ada akhirnya.
Tiada seorang pun yang mengetahui bilangan masa tersebut kecuali hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


◼️Ayat 24

{لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا}

"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman."

~ Di dalam neraka Jahanam mereka tidak menjumpai hal yang menyejukkan hati mereka, tidak pula menjumpai minuman yang baik buat pengisi perut mereka.


◼️Ayat 25

{إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا}

"Selain air yang mendidih dan nanah."

~ Abul Aliyah : ini merupakan lawan kata dari sebelumnya; kesejukan diganti dengan air yang mendidih dan minuman yang enak diganti dengan nanah.

~ "Hamiim" : air yang panasnya telah mencapai puncak didihnya

~ "Ghassaaq" : campuran dari nanah, keringat, air mata, dan luka yang keluar dari ahli neraka, dinginnya tidak terperikan, dan baunya yang busuk tidak tertahankan.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala melindungi kita dari hal tersebut berkat karunia dan kemurahan-Nya.


◼️Ayat 26

{جَزَاءً وِفَاقًا}

"Sebagai pembalasan yang setimpal"

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menimpakan kepada mereka hukuman sebagai balasan amal perbuatan mereka yang rusak selama mereka berada di dunia.


◼️Ayat 27

{إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا}

"Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab."

~ Orang-orang kafir tidak meyakini bahwa di sana ada negeri lain tempat mereka dibalas dan dihisab sesuai amal mereka.
Oleh karena itu mereka tidak mengharap dan memperhitungkan adanya hisab.


◼️Ayat 28

{وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا}

"Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya."

~ Dahulu orang-orang kafir mendustakan hujjah-hujjah Allah dan bukti-bukti (dalil-dalil) kebenaran-Nya terhadap makhluk-Nya, yang Dia turunkan kepada para rasul-Nya.
Mereka menyambutnya dengan kedustaan dan keingkaran, pembangkangan.

~ Kidzdzaabaan : dengan kedustaan yang sesungguh-sungguhnya, yaitu takdziban (dengan sesungguh-sungguhnya)


◼️Ayat 29

{وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا}

"Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab."

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahui semua amal perbuatan hamba dan menghitungnyaa.
Jika baik, maka balasannya baik.
Jika buruk, maka balasannya buruk.


◼️Ayat 30

{فَذُوقُوا فَلَنْ نزيدَكُمْ إِلا عَذَابًا}

"Karena itu, rasakanlah.
Dan tidak ada yang akan Kami tambahkan kepada kalian selain dari azab."

~ Dikatakan kepada penduduk, "Rasakanlah azab yang kalian terima Kami tidak menambahkan kepada kalian kecuali azab dari jenis yang sama, juga adzab dari bentuk lain yang berpasang-pasangan"

~ Abdullah ibnu Umar :  "Tiada suatu ayat pun yang lebih keras bagi ahli neraka selain dari ayat 30 ini, bahwa mereka ditambahi azab selama-lamanya."


◼️Ayat 31

{إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا}

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan."

~ Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak :  "mafaazaan" = tempat untuk berekreasi, bersenang-senang 

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia dan pahala apa yang telah disediakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi mereka berupa kehormatan/kemuliaan dan kenikmatan yang abadi.


◼️Ayat 32

{حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا}

"(Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur"

~Maksudnya, taman-taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon kurma dan lain-lainnya.


◼️Ayat 33

{ وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا}

"Dan gadis-gadis remaja yang sebaya.'

~ Yaitu bidadari-bidadari yang sebaya usianya. 

~ Ibnu Abbas dan Mujahid serta lainnya : 
Makna "kawaa'ib" = nawahid, yakni bidadari-bidadari yang montok karena mereka masih gadis Iagi berusia remaja semuanya, sebagaimana disebutkan di dalam surat Al-Waqi'ah.

~ HR. Ibnu Abu Hatim :
Dari Abu Umamah, bahwa ia pernah mendengar dari Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda : 
"Sesungguhnya baju-baju gamis ahli surga benar-benar menampilkan keridhaan Allah (kepada mereka), dan sesungguhnya awan benar-benar melewati mereka, lalu berseru kepada mereka, "Hai Ahli Surga, apakah yang ingin aku turunkan kepada kalian?” 
Sehingga sesungguhnya awan surga itu benar-benar menghujani mereka dengan gadis-gadis remaja yang sebaya usianya."


◼️Ayat 34

{وَكَأْسًا دِهَاقًا}

"Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman)."

~Ibnu Abbas : yang dimaksud ialah gelas yang penuh terus menerus.

~ Ikrimah : yang dimaksud ialah yang jernih minumannya. 

~ Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid : yakni penuh berisi minuman lagi menyenangkan. 


◼️Ayat 35

{لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا كِذَّابًا}

"Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta."

~ Semakna dengan QS. Al-Waqi'ah : 25
"Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa."

~ Yaitu di dalam surga tidak terdapat perkataan yang sia-sia tiada faedahnya, tidak pula perkataan yang berdosa (yakni dusta), bahkan surga adalah negeri kesejahteraan, dan semua yang ada di dalamnya bebas dari segala bentuk kekurangan. 


◼️Ayat 36

{جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا}

"Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak."

~ Semua yang telah disebutkan di atas merupakan balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang diberikan-Nya kepada mereka sebagai karunia, kemuliaan, kebaikan, dan rahmat-Nya kepada mereka.

~ "Dan pemberian yang cukup banyak" = yakni yang cukup, sesuai, utuh, lagi banyak.


◼️Ayat 37

{ رَبِّ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَما بَيْنَهُمَا الرَّحْمنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطاباً }

"Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia."

~ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan tentang kebesaran dan keagungan-Nya, bahwa sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta semua yang ada pada keduanya dan semua yang ada di antara keduanya. 
Dan bahwa sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu. 

~ "Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia" = Yakni tiada seorang pun yang mampu memulai berbicara kepada-Nya kecuali dengan seizin-Nya. 
Semakna dengan QS. Al-Baqarah : 255 :
"Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya." 

~ Semakna pula dengan QS. Hud : 105 :
"Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya."


◼️Ayat 38

{ يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُون إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا }

"Pada hari ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah dan ia mengucapkan kata yang benar."

~ Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan makna yang dimaksud dengan roh dalam ayat ini, yaitu :
√ Nyawa Bani Adam alias manusia
√ Malaikat Jibril/Ar-Ruh Al-Amin
√ dan lainnya

"kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah" semakna dengan QS. Hud: 105 yang telah diulas di ayat 37 di atas.

~ Juga disebutkan dalam hadis Shahih :
"Dan tiada yang berbicara di hari itu kecuali hanya para rasul."

~ "Dan ia mengucapkan kata yang benar" = Yakni perkataan yang haq, dan termasuk perkataan yang haq ialah kalimah "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah." 
Demikianlah menurut Abu Saleh dan Ikrimah.


◼️Ayat 39

{ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَق  فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا}

"Itulah hari yang pasti terjadi. 
Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya"

~ Artinya, pasti terjadinya dan tidak terelakkan lagi.

~ "Jalan kembali kepada Tuhannya" = Jalan untuk kembali yang menghantarkan dia kepada-Nya dan yang akan ditempuhnya untuk sampai kepada-Nya. 

~ Barangsiapa yang ingin menjadikan Tuhannya sebagai tempat kembali dan jalan, Dia akan menunjukkannya, dan sebagai jalan hidup, Dia akan membawanya untuk melewatinya.

◼️Ayat 40

{إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا 
يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاه 
وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا}

"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian (hai orang kafir) siksa yang dekat. 
Pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya.
Dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” "

~ Kami mengingatkan kalian tentang adzab hari kiamat.
Hari kiamat dekat karena pasti terjadi. 
Setiap yang pasti datang adalah dekat.

~Semua amal perbuatan hamba ditampilkan, baik yang baik maupun yang buruk, baik yang lama maupun yang baru.

Seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Kahfi : 49 :
"Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis)."

~ Dan QS. Al-Qiyamah : 13 :
"Pada hari itu diberikan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya." 

~ Sehingga akhirnya orang kafir di hari itu berkhayal seandainya dirinya sewaktu di dunia berupa tanah dan bukan makhluk serta tidak dikeluarkan ke alam wujud.

~ Demikian itu terjadi ketika dia menyaksikan azab Allah terpampang di hadapannya dan ia melihat semua amal perbuatannya yang telah dicatat oleh para malaikat juru tulis amal perbuatan, yang semuanya mulia lagi bertakwa. 
Semua amal perbuatannya penuh dengan kerusakan dan dosa-dosa.

~ Menurut pendapat lain, sesungguhnya orang kafir itu berkhayal demikian hanyalah setelah ia menyaksikan peradilan Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat menghukumi antara hewan-hewan terhadap kejadian-kejadian yang telah dilakukannya ketika di dunia dengan sesamanya. 
Maka Allah memutuskan perkara di antara mereka dengan hukum-Nya yang Maha Adil yang tidak aniaya, sehingga kambing yang tidak bertanduk disuruh membalas terhadap kambing yang bertanduk yang dahulu sewaktu di dunia pernah menanduknya. 
Apabila peradilan telah dilakukan terhadap mereka, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu tanah!" 
Maka semuanya kembali menjadi tanah. 
Dan saat itulah orang kafir berkata "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah" seperti ayat 40.
Yaitu menjadi hewan, lalu dikembalikan menjadi tanah.

~ Hal yang semakna telah disebutkan di dalam hadis sangkakala yang terkenal, sebagaimana telah disebutkan pula dalam atsar-atsar yang bersumber dari Abu Hurairah, dan Abdullah ibnu Amr serta selain keduanya.

📖 Demikian Tafsir Surat An-Naba'
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat-ayat ini.
Aamiin

💕Segala Puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala karunia, anugerah yang telah dilimpahkan-Nya, dan hanya kepada-Nya kita memohon taufik dan pemeliharaan.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah menyimak.

✍🏻Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien), Kormin Akhwat Fasil 14 Komunitas ODOJ
Sumber : Kitab Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

📝Diposting juga di FB : Nur Attin Isnaini

🍁Silahkan dishare secara utuh.
Semoga bermanfaat dan berkah.

Komentar

Postingan Populer