Pesan Ramadhan Hari ke- 4 1441 H

Pesan Ramadhan Hari ke-4:

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ibu/Bapak yg dirahmati Allah,

(Menyambung pesan Ramadhan hari ke-3)

Jika di pekarangan rumah tetangga ada pohon mangga berbuah lebat. Kemudian karena tetangga dinas di luar kota atau tinggal sementara di luar pulau, banyak buah yang akhirnya jatuh karena terlalu masak.

Pertanyaan pentingnya adalah: "Boleh apa tidak kalau kita petik buah mangga itu?"

Jawabannya singkat, padat, jelas: “ BOLEEEEH…! Tetapi harus seijin pemiliknya.”

Tapi khan, pemiliknya ada di luar kota. Terus bagaimana?

Ya tidak bagaimana-bagaimana! Kita tetap harus minta ijin ke pemiliknya.

Kita bisa meminta keikhlasannya pemiliknya dengan menelpon atau mengirim sms.

Bagaimana kalau kita tidak  punya nomor HP beliau, hanya alamat rumah yang kita punya?
Ya tidak apa-apa! Kita tetap bisa meminta ijin dengan mengirim surat via pos dengan peranko balasan...

Walah-walah... koq repot amat, tho...!?

Yaaa...kalau tidak pingin repot, monggo bisa keluar rumah sebentar, ke kios buah, beli mangga satu saja…sekedar untuk obat kepingin.

Ibu/Bapak, kata kuncinya adalah...
Jika sang pemilik mengijinkan, maka halal buah mangga itu untuk kita. Namun jika tidak ada ijin, maka haram kita memetiknya…!

Lah, tapi khan itu mubazir, banyak buah berjatuhan tidak ada yg mengambil...!

Ibu/Bapak yg disayangi Allah,
Mohon maaf… yang namanya mubazir itu adalah apabila pohon mangga itu milik kita. Jika itu milik orang lain, maka tidak ada kata mubadzir bagi kita...!

Contoh lain misalnya, di halaman parkir sebuah mall atau pasar, banyak motor dan mobil nganggur diparkir berjam-jam. Boleh apa tidak kalau kita ambil satu dan kita bawa pulang ke rumah? Tentu tidak boleh, khan? Mengapa? Karena bukan milik kita...
___

Ibu/Bapak yg dimuliakan Allah Swt.

Barangkali masyarakat kita terlalu terbiasa melakukan hal-hal semacam ini, lalu menganggap remeh dan menyepelekan dosanya...
Na'udzu billaahi min dzaalik.

Allah Ta’ala pernah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
(QS. An-Nisa’ 4: 29)

Rasulullah SAW. bersabda:

لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ

“Tidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya.”
(HR. Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7662).

Maka di moment Puasa Ramadhan yg mulia ini kita sekuat-kuatnya belajar mengendalikan diri. Semoga Allah Swt. berkenan membimbing kita agar bisa menjadi semakin baik setelah hari ini.

Allaahu a'lam bish-showwab.

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Senin, 27 April 2020

Nanung Danar Dono, Ph.D.
Pengurus Bidang Dakwah MIUMI DIY

Komentar

Postingan Populer