Surat Cinta Pertama

Pertama kali aku bertemu denganmu adalah di sekolah menengah pertama itu. Aku tidak tau mengapa aku selalu marah padaku dan aku tidak tau mengapa kau selalu mengajakku bertengkar. Setiap hari selalu berakhir hal yg sama. Tetapi aku tidak tau kalau aku mulai menyukaimu saat itu. Pun ketika kau pertama kali kau mengatakan bahwa kau menyukaiku. Aku tidak tau harus senang atau tidak.
Kala kedua Kali kau mendatangiku, aku tidak mempedulikanmu. Aku berpikir akan percuma saja jika aku kembali bersamamu, Kita hanya akan memiliki akhir yg sama. Kesempatan itupun aku acuhkan. Sampai pada suatu ketika aku ingin mencarimu lagi. Beruntung salah satu sepupumu sekolah ditempat yg sama denganku. Aku berusaha untuk kembali padamu tetapi aku tidak ingin orang lain tau tentang perasaanku sebenarnya. Aku tidak tau bagaimana berawal tetapi aku mulai berhubungan dengan sepupumu. 
Aku selalu mengiriminya sms, sesekali aku menelponnya. Waktu berlalu, dia jatuh cinta kepadaku. Entah apa yg dia sukai dariku. Pada suatu waktu dia mengatakan dia menyukaiku dan ingin bersamaku. Aku jelas tidak ingin, yang aku inginkan adalah bersamamu bukan dengan sepupumu. Dia tak ternah tau bahwa dia hanya batu loncatan untuk bisa mengetahui segala tentangmu. Saat inipun, saat waktu berlalupun, dia tidak tau.
Aku meninggalkan sepupumu setelah beberapa lama dan menyerah mencarimu. Aku kembali pada aktifitas normalku. Hari itu aku bertemu denganmu dan mengatakan aku sombong. Aku akui saat itu sikapku Tak bersahabat ketika aku bertemu denganmu setelah sekian lama. Kau tau, aku sangat gugup. Aku takut jika kau menyadari bahwa aku begitu menyukaimu. Aku saat itu tau, barangkali pertemuan ini akan menjadi pertemuan terakhir kita sampai kurun waktu yang belum ditentukan. Benar saja, setelah belasan tahun berlalu aku belum juga berjumpa denganmu lagi. Bahkan saat kau menikahpun, aku tak memiliki kesempatan untuk menemuimu lagi. 
Bukanlah kau begitu jahat? Mengapa kau tidak mengundangku? Takun menggangguku? Tidak, kau tidak pernah menggangguku. Aku hanya tidak bisa mengusai diriku untuk tidak lagi memikirkanmu. Saat ini, setelah belesan tahun berlalu, izinkan aku tetap menyukaimu karena jika tidak, aku bisa saja menyukai laki-laki lain. Aku tidak suka jika ini akan berakhir sama.
Aku tau, surat ini tak akan pernah sampai kepadamu. Aku tidak tau kau dimana? Akupun tidak tau apakah kau hidup atau tidak? Menulis seperti ini, kuharap kau bisa mengetahuinya. Terima kasih pernah mencintaiku dan terima kasih sudah mau mengenalku.

Komentar

Postingan Populer