The power of time spent alone

Keluarga adalah orang terdekat kita. Kita hendak menjadi apapun tak lepas dari peran mereka. Sebut saja mereka adalah ayah, ibu, kakak dan adik. Beberapa yg sudah menikah menyebut keluarga terdekat mereka adalah suami atau istri.
Satu hal yg ingin saya tuliskan disini adalah tentang orang-orang yang masih melajang saat ini. Tak perlulah kita merasa galau akan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari teman dan sejawat mengenai pernikahan. Janganlah terlalu dipikirkan saat teman-teman seangkatan satu persatu menikah. Kita harusnya bersyukur karena masih single sampai saat ini. Kenapa? Karena kita masih diberikan waktu lebih banyak untuk memikirkan keluarga seperti apa yang akan kita bentuk. Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya bahwasannya keluarga adalah pilar penting dalam kehidupan kita.
Dikisahkah Nabi Luth as. memiliki keluarga terdekat tetapi kafir yaitu istri beliau sendiri. Beliau pernah berkata "seandainya aku memiliki kekuatan untuk menolakmu atau aku dapat berlindung pada keluarga yang kuat, tentu aku lakukan". Sayangnya ini bukanlah sesuatu yang dapat beliau pilih, baik menolak istrinya maupun berlindung pada keluarga yang kuat. Saat itu beliau tahu betul bahwa keluargalah kekuatan terbesar baginya yang dapat mendukungnya.
Kisah berbeda tentang Nabi Syuaib as. yang disegani masyarakatnya karena keluarga yang beliau miliki sangatlah kuat. Masyarakat dengan terang-terangan berkata "kalau bukan karena keluargamu tentu kami akan merajammu, sedang kamu bukanlah orang yang berwibawa disisi kami". Jelas, melihat kisah ini keluarga yang kuat dan mendukung kita sangatlah penting untuk kita miliki. Tak heran ketika Rasulullah dengan jujur mengungkapkan pendapatnya tentang Khadijah, istri tercinta beliau " Dia beriman kepadaku saat semua orang mengingkariku, membenarkanku saat semua orang mendustakanku, memberikan hartanya kepadaku selagi semua orang tidak mau memberikannya dan Allah memberikanku anak melaluinya sedang yang lain tidak memberiku anak"
Nah.. Bagi kita yang masih lajang alias belum memiliki pendamping, tak perlu lah galau. Harusnya kita bersyukur karena masih lajang dengan begitu kita akan lebih banyak impian tentang keluarga yang kita inginkan. Lebih banyak belajar dan mempersiapkan diri. Lebih baik lagi ketika kita membuat langkah-langkah mendapatkan keluarga idaman. Memilih pasangan yang kita harapkan dan Allah ridhoi. Mendapat pasangan yang mengerti akan mimpi-mimpi kita dan mendukung setiap langkah kita, tentu kita akan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah. Catatan bagi kita perempuan, kita pun berhak memilih loh, pasangan kita mau seperti apa. Terutama perempuan, jangan salah memilih. Kenapa? karena perempuan akan mengikuti setiap apa-apa yang suami katakan dan dosa bagi kita untuk melanggarnya. Jangan sampai pasangan kita mengakhiri mimpi-mimpi kita ya..
So.. think smart to chooce your husband or wife..
semangat guys..
stop galau..
saatnya membangun dan mewujudkan mimpi-mimpi kita..
mulai dari memilih pasangan kita ya guys.




Komentar

Postingan Populer